Senin, 20 April 2015

Bersahabat dengan Problem Anak

Dearest all super parents

Semoga hari ini menjadi hari terbaik dalam menjalankan amanah kehidupan. Terutama amanah sebagai orang tua.Sungguh, tak ada kebahagiaan yang dapat menyaingi kebahagiaan memiliki anak yang sholeh, santun, berakhlak mulia, dan berprestasi.

Namun terkadang harapan itu menguap bagaikan asap. Bahkan yang tertinggal hanyalah bara masalah dan kesedihan disebabkan perilaku buah hati tercinta.

Lalu, upaya seperti apakah yang harus kita lakukan saat menghadapi masalah dalam kehidupan anak kita ?

Yuuk kita share..


Minggu, 16 Januari 2011

Training BRAIN SMART LEADER AND MANAGEMENT


Peserta pelatihan PERTAMINA antusias mendapat pengarahan dari trainer..

Be smart friend.. and than lets lead your institution....

Minggu, 01 Agustus 2010

Bagaimana dengan harapan kami ?

Assalamu'alaikum wrwb. Salam Sejahtera untuk kita semua

Dearest Super Parents......

Semoga email ini menjumpai Anda dalam keadaan penuh semangat dan suka cita membangun kebahagiaan di dalam keluarga.

Izinkan aku berbagi cerita yg ku alami beberapa jam yg lalu

--------------------------------------------------------------------------------------

Seperti biasa,sesaat sebelum tidur, kupandangi satu-persatu wajah buah hati ku tercinta yang sudah tertidur pulas. Pikiranku melayang jauh ke satu masa , + 14 th yl, saat diri ini melantunkan sejuta doa kepada Dia Yang Maha Mengabulkan agar dianugerahkan anak yang akan menjadi tumpuan kasih sayang dan harapan.

Kini, dua orang ksatria dan dua bidadari kecil menemani dan menghiasi indahnya surga mahligai rumah tangga dengan berbagai polah, gaya, canda, tawa, dan turut serta berbagai masalah yang mengiringinya.

Ku tatap wajah anakku yg tertua (kelas 1 SMP). "Bang, ayah berharap semoga engkau dapat menjadi kebanggaan ayah, perhatikan sikap dan prestasi belajar mu agar terjaga nama baik ayah", perlahan ku ucapkan di telinganya.

Lalu kuhampiri putraku yg kedua dan ku bisikkan padanya. " Nak, mulai sekarang kamu harus mandiri, jangan menyusahkan ayah dan ibumu. Jangan usil dan mengganggu adik-adikmu".

Selanjutnya kepada kedua putriku yang kini duduk di kelas 1 dan TK." Nak, semangat ya belajarnya. Ayah ingin kamu menjadi putri cantik yang cerdas seperti Aisyah ra", ku ucap harapanku yg semoga sampai ke dalam mimpinya.

Sesaat setelahnya.... aku tertidur......dan bermimpi...

Dalam mimpiku ini. aku melihat keempat anakku berdiri di sisiku yang sedang tertidur.

" Ayah, mengapa selalu melihat masalah dari harapan ayah. Sehingga ketika kami tidak mampu mewujudkan harapan itu, ayah berubah sikap kepada kami ?", ungkap anakku yg tertua.

" Pernah ayah menanyakan harapan kami kepada ayah ?. Tidak pernah.... Ayah tidak pernah menanyakan bahkan tidak mau tahu harapan kami kepada ayah..!", isak anakku yg kedua menahan emosinya.

" Aku cuma mau ditemenin ayah tiap hari maen kejar-kejaran sama nari-narian kayak dulu.."
" iya, aku juga mau ayah gak marah-marah lagi..."
" aku mau ayah nyediain waktu untuk ngajarin kita.."
" aku juga. aku mau ayah yang memperhatikan kami"
" aku mau ayah tahu jadwal pelajaran kami "
" aku mau ayah tahu masalah kami di sekolah "
" aku mau ayah yg baca surat dari sekolah "
" aku mau ayah menepati janji-janji ayah...."

Lalu anakku yg tertua menghampiriku sambil berkata , " Ayah, tanpa ayah minta pun , di dalam hati ini kami berharap menjadi kebanggaan ayah. Walaupun jarang sekali ayah memberikan penghargaan dan kebanggaan saat kami berhasil mencapai prestasi-prestasi kecil dalam hidup kami. Berhentilah sejenak ayah dan dengarkan harapan kami. Harapan kami sederhana. Cintailah kami, bimbinglah kami,dan perhatikan kami.."

Aku tidak dapat bergerak dan berkata-kata saat keempat anakku memelukku dan sambil menangis mereka berkata, " maafkan kami ayah, karena belum mampu membuatmu bangga - hingga kami tak pantas mendapat senyummu, perhatianmu, dan kebanggaanmu.."

Sesak dadaku...... seakan ada batu besar yg menghimpit diriku. Aku pun terbangun dalam keadaan malu karena keegoisanku dan kecewa akan sikapku..

Ku tatap kembali wajah mereka dan ku ciumi satu persatu sambil berkata, "Maafkan ayah mu nak, yang tak pernah mau tahu harapan kalian. Doakan ayah dapat membimbing kalian dengan penuh cinta...."

Bintaro, 02;30 WIB

Pak Eri

Senin, 19 Juli 2010

My Shio


. Karakter dan Sifat Dasar

Menurut kepercayaan masyarakat Cina, simbol Macan melambangkan kekuasaan dan keperkasaan. Macan adalah binatang petarung, gigih, dan tidak kenal takut. Shio Macan serupa dengan sifat asli macan. Ia selalu muncul pada saat yang tepat dengan pesona dan kejutan. Dorongan hati dan semangatnya membius sekaligus merangsang. Ia membangkitkan semangat orang sekelilingnya. Shio Macan senang memikat dan menjadi pusat perhatian.

Shio Macan tidak bisa berdiam diri, tetapi mudah curiga dan sulit mempercayai orang lain. Shio Macan sangat temperamental, tulus, penuh kasih sayang, murah hati, dan memiliki selera humor yang menakjubkan. Pemilik Shio Macan sangat mencintai anak kecil, binatang, musik jazz, atau apa saja yang bisa memancing imajinasinya. Jika terlibat dalam sesuatu hal, ia akan terjun atau terlibat secara total. Ketika Shio Macan sedang mengagumi sesuatu, bahkan bernafas pun akan dinomorduakan. Dalam bertindak, ia tidak pernah setengah hati. Shio Macan bisa dipercaya 100%.

Kenyakan Shio Macan menggeluti kehidupan seni sejak usia muda, mulai yang keranjingan hidup betualang, menyukai roman asli Perancis, melukis, penyanyi solo atau band, ataupun aktor. Selain optimis, Shio Macan tidak terlalu materialistis dan memedulikan keamanannya. Seringkali, pemilik Shio Macan bertindak berdasarkan dorongan hati, mengekspresikan keinginan diri, menegaskan identitas, atau menciptakan kepribadian yang berbeda dengan kelaziman. Di mata orang awam, penampilan Shio Macan terlihat agak norak. Namun, 9 dari 10 orang cenderung akan menyokongnya, meski sambil menggelengkan kepala sekaligus menahan nafas menyaksikan aksi ‘gilanya'.

Dalam keadaan normal, orang bershio Macan terlihat ceria, terbuka, optimis, hangat, humoris, dan bahkan romantis. Ia bisa melucu, bisa juga sangat mesra, atau bahkan bisa menjadi seorang pemarah yang sangat sentimentil. Namu, ia punya kecenderungan posesif. Dan, kalau kesal atau ‘jatuh', ia sangat membutuhkan ‘segerobak' simpati dari teman-teman dekatnya. Jangan pernah berdebat siapa yang benar dan siapa yang salah di depan pemilik Shio Macan. Baginya, logika sama sekali tidak berarti apa-apa. Jangan segan-segan untuk menghiburnya. Ia akan melakukan hal yang sama dua kali lipat ketika keadaanya sudah membaik. Ia suka mendengarkan kata-kata atau nasihat bijak, tetapi bukan berarti ia akan mengikutinya. Tidak peduli seberapa kalut pikirannya, seberapa dalam kekecewaannya, atau seberapa kuat tekanan mengepungnya, orang bershio Macan tidak akan pernah patah semangat. Rasanya, ada energi hidup yang selalu berkobar di dalam diri Shio Macan.

Shio Macan mempunyai ego yang besar. Dunianya tidak lepas dari gelimang uang, kekuasaan, dan ketenaran. Pada masa mudanya, Shio Macan habis-habisan mengejar sukses dan mewujudkan mimpinya. Ketika usianya memasuki senja, ia tetap tidak rela untuk berpangku tangan. Staminanya seakan tak pernah habis untuk melakukan hal-hal menantang yang belum sempat dilakukannya. Ia mencintai kehidupan dengan mereguk isinya hingga puas. Kehidupan Shio Macan memang berubah-ubah, diwarnai tawa, air mata, sakit hati, kegembiraan, putus asa, dan kecamuk emosi. Ia sama sekali tidak mau dikasihani. Kelemahan Shio Macan adalah sikap terburu-buru dalam mengambil keputusan.

Sudahkah Kita Menjadi Idola Bagi Buah Hati Tercinta ?


Assalamu’alaikum wrwb …. Salam sejahtera untuk kita semua

Dearest Super Mom & Dad

Semoga rewriting ini menjumpai rekan-rekan dalam keadaan penuh semangat menggapai keberhasilan hidup sebagai upaya membangun kualitas kebahagiaan di keluarga.

Keluarga adalah tempat terbaik untuk melatih semua kualitas pribadi yang kita butuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Karena, keluarga adalah tempat pertama dan terbaik bagi kita untuk berlatih membuktikan bahwa cinta kasih kita adalah kekuatan terbesar yang bisa dimiliki oleh sekelompok orang untuk berhasil melalui ujian-ujian terberat dalam kehidupan; (Mario Teguh )

Sahabat Super Mom & Dad …..

Ketika kita menyadari bahwa keluarga adalah tempat terbaik menempa karakter-karakter kesuksesan dan kepemimpinan, maka tidak ada lagi alasan bagi kita untuk menghindari tugas-tugas meneladankan, membimbing, menganjurkan, mengingatkan, dan mengharuskan kebaikan kepada diri kita dan buah hati tercinta.

Sudahkah diri ini menjadi idola bagi buah hati tercinta ?.

Beberapa hari yang lalu aku menerima email dari seorang ibu yang baik hatinya. Ia menceritakan kegelisahan dan kekecewaan terhadap putra tertuanya. Anaknya yang saat SD dan SMP adalah siswa yang berprestasi dan begitu taatnya pada orang tua, kini berubah menjadi anak pembangkang, keras kepala, dan berani berkata-kata kasar kepada orang tuanya.

Ahad kemarin aku bertemu pula dengan murid TPA yang kini sudah beranjak SMA. Dengan rokok di tangan, ia mengeluarkan semua unek-uneknya – bahkan lebih cenderung pada kebencian – mengenai kedua orang tuanya. Ia merasa seperti boneka tak diberikan hak untuk memilih dalam hidup ini. .Ia ingin berontak karena malu dikata-katain teman sebagai anak mami.

Ayahnya yang dianggap “sok suci dan jaim” di luar rumah, hanyalah pribadi yang penuh kepalsuan. Bahasa yang digunakan sang ayah saat berperan sebagai tokoh masyarakat dan pemuka agama, berbeda sekali dengan bahasa yang digunakannya saat berperan sebagai seorang ayah. Sehingga, ayah baginya hanyalah orang dewasa yang selalu memaksakan kehendak dan hanya mengenal bahasa “harus”. Dan ini mewarnai setiap ada pembicaraan kecil di keluarga, yang dibicarakan selalu kekurangan dan kesalahan-kesalahan pada diri sang anak.

Super Mom & Dad terkasih………….

Dua peristiwa di atas menggugah jiwa ini untuk merenungkan diri. Suatu saat, segala sikap, tindakan, dan bahasa yang ku gunakan kepada anak-anakku kini – akan berbuah sama dengan kisah tersebut.

Terlintas sebuah pikiran ( ku tak tahu… apakah ini salah satu bentuk penggampangan), bahwa aku masih memiliki waktu untuk mengubahnya karena anak-anakku masih SD. Ya… masih ada waktu.

Namun … seberapa cepatkah atau tepatnya waktu yang kubutuhkan untuk menjadi idola, teman baik, dan teladan bagi anak-anakku ?

Seandainya diri ini telah melaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan, membimbingnya dengan penuh kesabaran, menganjurkannya dengan kata-kata yang menyemangati nya, mengingatkannya tanpa lelah dan tidak membosankan, serta mengharuskannya dengan penuh kasih sayang – mungkin hari ini ….. ketika buah hatiku ditanya,” nak, siapakah tokoh idola yang paling kamu sukai ?”.

Dengan mata berbinar dan penuh kebahagiaan, ia akan menjawab ,“ Dia adalah ayah dan bundaku !”. Yang keluar adalah kata-kata indah yang akan menghilangkan rasa lelah dari rutinitas harian, melepaskan beban hidup, mencerahkan hati, menyemangati jiwa, serta menghadirkan kebahagiaan dalam hari-hari yang akan kulalui bersamanya.

Hingga…… muncul pertanyaan dalam diri ini…. Bilakah hal itu terjadi ?..

Rekan-rekan Super Mom & Dad ……. Semoga tulisan ini meningkatkan kesungguhan kita untuk menjadi idola bagi buah hati tercinta

Wassalam..

Have a nice day …..
Eri Setiawan

Mengapa Nilai Anak Saya Turun ?


Deares Super Mom and Super Dad…. Semoga email ini menjumpai Anda dalam kesungguhan menggapai kualitas terbaik sebagai modal menjalankan peran-peran dalam kehidupan.

Dalam sebuah kesempatan, ada orang tua murid bertanya, “ Pak, kenapa kok anak saya dan juga banyak anak yang lainnya sejak diajar sama Bapak nilainya pada turun ?. Waktu mereka kelas 4 koq bagus-bagus, sekarang turun nilainya “.

Sedih saya mendengarnya. Sebuah pertanyaan yang sudah menjurus pada judgement tanpa melalui analisa lebih lanjut. Sehingga muncul pertanyaan dalam diri saya untuk melengkapi pertanyaan itu. Pelajaran yang mana? Karena setiap bidang studi gurunya berbeda. Perbandingannya apa?

Kalau tahun sebelumnya,ini perbandingan yang salah. Karena tingkat kesulitan dan indicator yang harus dikuasai berbeda antara 4th grade dan 5th grade.

Namun saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena hal ini undangan untuk saya memperbaiki cara-cara saya dalam mengajar dan memotivasi siswa.

Untuk itu, daripada menyalahkan, yuk kita cari akar masalahnya dan jalan keluarnya. Sebagai langkah awal, saya mengajak Anda sekalian untuk mengkaji sebuah teori yang dikemukakan oleh Brofenbrenner.

Teori Brofenbrenner yang berparadigma lingkungan (ekologi) ini menyatakan bahwa perilaku seseorang (termasuk motivasi dan prestasi belajar pada anak) tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan dampak dari interaksi orang yang bersangkutan dengan lingkungan di luarnya.

Adapun lingkungan di luar diri orang oleh Brofenbrenner di bagi dalam beberapa lingkaran yang berlapis-lapis :

1. Lingkaran pertama adalah yang paling dekat dengan pribadi anak, yaitu lingkaran sistem mikro yang terdiri dari keluarga, sekolah, guru, tempat penitipan anak, teman bermain, tetangga, rumah, tempat bermain dan sebagainya yang sehari-hari ditemui oleh anak.

A. Rumah/Keluarga

Dearest Super Parents…. Tingkat motivasi dan konsentrasi siswa yang berangkat dari rumah dalam keadaan ceria dan tanpa masalah jauh di atas siswa yang berangkat dari rumah dengan menyimpan masalah.

Masalahnya beragam dan terkadang sepele. Pola asuh yang permissive, sampai salah pakai baju seragam, ortu yang banguninnya “dirasakan” nyakitin perasaan, ortu maksa pakai kaos kaki yang gak disukainya, diomelin kakaknya karena lambat, snack time yang gak disukainya, dan lainnya, mampu mempengaruhi sikap dan motivasi belajar siswa.

Yang lebih memperparah adalah ketika keluarga sudah menjadi ajang penghakiman, pembedaan kelas, pembanding-bandingan, yang menyebabkan jiwa dan perasaan anak tak nyaman untuk berangkat dan mengikuti aktifitas pembelajaran. Untuk itu, salah satu upaya agar anak sukses dalam belajar adalah jadikan setiap langkah awal keluar dari rumah, siswa merasa bahagia, termotivasi, dan penuh percaya diri tanpa harus dibanding-bandingkan.

Selain itu, pola asuh pun mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah. Anak-anak yang terbiasa mendapatkan kemudahan apapun yang mereka inginkan dari orang tua, cenderung untuk tidak mau berupaya lebih ketika menghadapi tugas-tugas yang dibebankan padanya. Begitu pula sebaliknya, seorang anak yang selalu diberikan syarat dan tantangan bila ingin mendapatkan sesuatu, memiliki daya juang yang tinggi dalam belajar.

Termasuk pula tanggung jawab orang tua untuk melakukan reinforcement bagi anak-anaknya saat mereka belajar di rumah. Seberapa seringkah kita meluangkan waktu untuk menemani mereka menguasai pelajaran yang sedang mereka pelajari? Apa yang sedang dipelajari oleh mereka ? Apa saja materi yang belum dikuasai dengan baik oleh mereka? Dll.

Kunci untuk mensukseskan prestasi belajar anak di sekolah tidak lain adalah keharmonisan rumah tangga. Yang penuh cinta dan kesadaran akan tugas serta peran masing-masing.

Selama saya mengajar, beberapa kali saya menemukan siswa yang prestasi belajarnya menurun karena disebabkan rumah tangga orang tuanya diambang perceraian.

Saya jadi teringat sebuah pepatah dari dunia parenting
Masalah anak-anak kita bermula di rumah, dan dapat diatasi di rumah.

Super Moms and Dads…… semoga ini bukan dianggap pembelaan diri tetapi memang berdasarkan teori dan pengalaman yang dirasakan sebagian besar guru. Sehingga sedih hati ini bila menurunnya prestasi belajar anak hanya ditimpakan kepada guru, baik oleh orang tua, maupun kepala sekolah.

Insya Allah tulisan ini akan bersambung ke aspek yang lain ; guru, interaksi guru dan ortu, pertemanan di sekolah dan di rumah…..

Dengan penuh cinta kami ucapkan….. selamat menyelami dunia anak dan pendidikan..

Tangerang Selatan, 1 Maret 2010

Pak Eri

JANGAN PERNAH LELAH MENCINTAIKU....


Ayah dan Bundaku tercinta…. Maafkan aku jika harus berkata jujur
Mungkin yang akan ku sampaikan ini akan menyesakkan dadamu
Tapi ini harus ku sampaikan …. demi masa depan ku
dan juga masa depan kalian berdua yang aku cintai

Karena………………………….
Aku tak mau suatu saat nanti menjadi sumber derita bagi mu
Aku tak mau saat dewasaku menjadi musuh yang akan menyakiti hatimu
Aku tak mau menjadi sebab rusaknya nama baikmu
Aku tak mau menjadi beban kehidupan saat menjelang senja usiamu
Dan…. ku tak mau menjadi sebab bagimu mendapat siksa Allah saat hari perhitungan itu datang

Untuk itu ku berharap kepada kalian……. Wahai ayah Bundaku tercinta
Cintailah aku….. kasihilah aku…… agar aku mampu mencintai kalian sampai akhir kehidupan
Bimbinglah aku…. Didiklah aku….. agar aku mampu mengisi hari-hari yang akan kita lalui penuh dengan kebahagiaan, kegembiraan, kedamaian, keceriaan, dan penuh kebanggaan di dalam hati kalian

Ayah Bundaku tercinta……
Ku berharap kalian takkan pernah lelah mengasihi dan mencintaiku
Karena aku adalah buah dari cinta dan kasih sayang yang teruntai panjang
Sepanjang kisah hidup kalian yang beriring dengan impian dan harapan

Yaa… aku terlahir dari dua hati yang mencurahkan kasih sayangnya
Yang masing-masing berharap agar buah cinta mereka menjadi kebanggaan dan sumber kebahagiaan

Wahai Ayah Bundaku…… Yaa kalianlah
Yang bersedia menggantikan kebahagiaanku saat di taman ruh yang penuh dengan Kasih Sayang-Nya
Dengan janji kebahagiaan yang tercurahkan dari hangatnya cinta dan kasih sayang yang kalian berikan…
Sebagai wujud syukur akan karunia yang diamanahkan-Nya.

Dan ku yakini seyakin akan datangnya mentari pagi
Cinta…. Kasih Sayang…… Penghargaan…. Perhatian… dan bimbingan yang kalian berikan
Adalah bekal terbaikku – dan juga tabungan terbaik untuk kalian- menggapai kemuliaan hidup di dunia dan akherat….

Untuk itu.. wahai ayah Bundaku tercinta….. jangan pernah lelah mencintaiku