Senin, 19 Juli 2010

Sudahkah Kita Menjadi Idola Bagi Buah Hati Tercinta ?


Assalamu’alaikum wrwb …. Salam sejahtera untuk kita semua

Dearest Super Mom & Dad

Semoga rewriting ini menjumpai rekan-rekan dalam keadaan penuh semangat menggapai keberhasilan hidup sebagai upaya membangun kualitas kebahagiaan di keluarga.

Keluarga adalah tempat terbaik untuk melatih semua kualitas pribadi yang kita butuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Karena, keluarga adalah tempat pertama dan terbaik bagi kita untuk berlatih membuktikan bahwa cinta kasih kita adalah kekuatan terbesar yang bisa dimiliki oleh sekelompok orang untuk berhasil melalui ujian-ujian terberat dalam kehidupan; (Mario Teguh )

Sahabat Super Mom & Dad …..

Ketika kita menyadari bahwa keluarga adalah tempat terbaik menempa karakter-karakter kesuksesan dan kepemimpinan, maka tidak ada lagi alasan bagi kita untuk menghindari tugas-tugas meneladankan, membimbing, menganjurkan, mengingatkan, dan mengharuskan kebaikan kepada diri kita dan buah hati tercinta.

Sudahkah diri ini menjadi idola bagi buah hati tercinta ?.

Beberapa hari yang lalu aku menerima email dari seorang ibu yang baik hatinya. Ia menceritakan kegelisahan dan kekecewaan terhadap putra tertuanya. Anaknya yang saat SD dan SMP adalah siswa yang berprestasi dan begitu taatnya pada orang tua, kini berubah menjadi anak pembangkang, keras kepala, dan berani berkata-kata kasar kepada orang tuanya.

Ahad kemarin aku bertemu pula dengan murid TPA yang kini sudah beranjak SMA. Dengan rokok di tangan, ia mengeluarkan semua unek-uneknya – bahkan lebih cenderung pada kebencian – mengenai kedua orang tuanya. Ia merasa seperti boneka tak diberikan hak untuk memilih dalam hidup ini. .Ia ingin berontak karena malu dikata-katain teman sebagai anak mami.

Ayahnya yang dianggap “sok suci dan jaim” di luar rumah, hanyalah pribadi yang penuh kepalsuan. Bahasa yang digunakan sang ayah saat berperan sebagai tokoh masyarakat dan pemuka agama, berbeda sekali dengan bahasa yang digunakannya saat berperan sebagai seorang ayah. Sehingga, ayah baginya hanyalah orang dewasa yang selalu memaksakan kehendak dan hanya mengenal bahasa “harus”. Dan ini mewarnai setiap ada pembicaraan kecil di keluarga, yang dibicarakan selalu kekurangan dan kesalahan-kesalahan pada diri sang anak.

Super Mom & Dad terkasih………….

Dua peristiwa di atas menggugah jiwa ini untuk merenungkan diri. Suatu saat, segala sikap, tindakan, dan bahasa yang ku gunakan kepada anak-anakku kini – akan berbuah sama dengan kisah tersebut.

Terlintas sebuah pikiran ( ku tak tahu… apakah ini salah satu bentuk penggampangan), bahwa aku masih memiliki waktu untuk mengubahnya karena anak-anakku masih SD. Ya… masih ada waktu.

Namun … seberapa cepatkah atau tepatnya waktu yang kubutuhkan untuk menjadi idola, teman baik, dan teladan bagi anak-anakku ?

Seandainya diri ini telah melaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan, membimbingnya dengan penuh kesabaran, menganjurkannya dengan kata-kata yang menyemangati nya, mengingatkannya tanpa lelah dan tidak membosankan, serta mengharuskannya dengan penuh kasih sayang – mungkin hari ini ….. ketika buah hatiku ditanya,” nak, siapakah tokoh idola yang paling kamu sukai ?”.

Dengan mata berbinar dan penuh kebahagiaan, ia akan menjawab ,“ Dia adalah ayah dan bundaku !”. Yang keluar adalah kata-kata indah yang akan menghilangkan rasa lelah dari rutinitas harian, melepaskan beban hidup, mencerahkan hati, menyemangati jiwa, serta menghadirkan kebahagiaan dalam hari-hari yang akan kulalui bersamanya.

Hingga…… muncul pertanyaan dalam diri ini…. Bilakah hal itu terjadi ?..

Rekan-rekan Super Mom & Dad ……. Semoga tulisan ini meningkatkan kesungguhan kita untuk menjadi idola bagi buah hati tercinta

Wassalam..

Have a nice day …..
Eri Setiawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar